Secara politis langkah yang dilakukan oleh AS untuk
menghentikan pengaitan dolar dengan emas didorong oleh
keinginan AS untuk memosisikan dolar standar moneter
internasional hingga menguasai pasar moneter internasional
___________________________________________________________
Fluktualisasi nilai rupiah terhadap dolar
yang sangat tajam ini, tak pelak menjadikan pelaku ekonomi yang berhubungan
ekspor impor panas dingin. Bagi perusahan termasuk pemerintah yang memeliki
utang ke pihak asing dengan kurs mengambang maka nilai utangnya semakin tinggi.
Demikian pula dengan impor bahan baku produksi, barang modal dan konsumsi
semakin tinggi. Sejumlah industri yang masih tergantung pada barang industry
terseok-seok.
Ketidak pastian juga dialami oleh
eksportir. Meski menangguk untung ditengah tengah melemahnya rupiah karena nilai ekspor mereka naik, namun dalam
jangka panjang fluktuasi nilai tukar rupah tetap saja tidak sehat bagi perkembangan
usaha mereka. Ini karena ekspektasi bisnis sulit diprediksi dengan tepat.
Ketika pendapat meraka naik tajam akibat pelemahan rupiah maka mereka akan
terdorong meningkatkan investasi untuk meningkatkan skala produksi dengan harapan
keuntungan akan semakin berlipat. Namun, ketika nilai tukar rupiah kembali
menguak investasi mereka malah menghasilkan kerugian.
Persoalan ekonomi akibat tidak stabilnya
nilai tukar yang bergerak fluktuatif telah berlangsung sejak sistem moneter
yang diterapkan didunia ini adalah mata uang kertas yang tidak ditopang emas (Fiat Cureccy) dijadikan sebagai alat
tukarnya. Pada era sebelumnya hingga hancurnya Bretton Woods Agreement, peradaban mata uang masih dikaitkan dengan
emas. Pada perjanjian tersebut ditetapkan bahwa mata uang suatu Negara harus
ditopang oleh cadangan dolar, sementara dolar sendiri yang di edarkan oleh AS
juga ditopang oleh emas. Dengan demikian pertumbuhan supply dolar akan ditentukan seberapa besar cadangan AS. Namun,
system dibubarkan AS. Pasalnya AS terus mencetak dolar untuk meningkatkan
belanja fiskalnya.
Secara politis langkah yang dilakukan
oleh AS untuk menghentikan pengaitan dolar dengan emas didorong oleh keinginan
AS untuk memosisikan dolar standar moneter internasional hingga menguasai pasar
moneter internasional. Akibat tidak ditopang oleh emas, mata uang dunia menjadi
tidak stabil. Mata uang AS dan seluruh dunia terus bergolak. Fluktuasi tingkat
nilai tukar menjadi sulit untuk diprediksi bahkan kadangkala bergerak secara
ekstrim. Belum lagi inflasi terus membumbung akibat percetakan mata uang kian
takterkendali, suatu keadaaan yang sangat meresahkan para pelaku ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar