Gresik, Jatim |
Di penghujung senja yang sepi ini, aku
berdiri diatas jembatan bersama lautan tenang tapi diselimuti kabut hati yang
saat ini sangat bergejolak dalam dada. Kata demi kata ku coba rangkai untuk
menghilangkan kepanatan yang selalu menganggu pikiranku selama beberapa bulan
terakhir. Sungguh, saat ini aku sangat benci dengan kehidupan baruku ini. Ada semacam
peperangan yang terjadi dalam pikiran dan hatiku, peperangan yang ku buat
sendiri dan kan ku akhiri sendiri.
Di atas jembatan, bersama sebatang
tembakau mulai menemani pikiranku yang lagi goncang-gancing. Imajinasi mulai
menulis, merangkai kata demi kata untuk mengungkapkan segala kepanatan isi
pikiran dan hatiku. Sungguh, aku merasa seperti berada di tengah lautan terombang
ambing tanpa arah tujuan. Aku merasa terperangkap di antara planton-planton dan
buih. Aku bingun maju terus sampai daratan ataukah menunggu seseorang
melambaikan tangan. Ah_lebih baik aku
maju terus, dari pada mati keleparan
menunggu pahlawan melambaikan tangan. Tapi, aku tak mampu melakukannya, itu
sangat tidak mungkin. Trusss,,,apa yang harus aku lakukan saat ini, dengan
keadaan hati yang sudah takpercaya diri ini ??? apa yang harus aku lakukan ??
tolong beri tahu saya…apa yang harus aku lakukan ? Apakah aku harus menunggu
sambil berdo’a sampai ada yg menolong ?? Sungguh aku benci menunggu dan
Tuhanku tak suka sifat itu !! Yasudahlah, lebih baik aku menikmati saja hidup
ini.
Podowae...
Podowae...