Rabu, 17 September 2014

MAU PEOT

Gresik, Jatim
Di penghujung senja yang sepi ini, aku berdiri diatas jembatan bersama lautan tenang tapi diselimuti kabut hati yang saat ini sangat bergejolak dalam dada. Kata demi kata ku coba rangkai untuk menghilangkan kepanatan yang selalu menganggu pikiranku selama beberapa bulan terakhir. Sungguh, saat ini aku sangat benci dengan kehidupan baruku ini. Ada semacam peperangan yang terjadi dalam pikiran dan hatiku, peperangan yang ku buat sendiri dan kan ku akhiri sendiri.

Di atas jembatan, bersama sebatang tembakau mulai menemani pikiranku yang lagi goncang-gancing. Imajinasi mulai menulis, merangkai kata demi kata untuk mengungkapkan segala kepanatan isi pikiran dan hatiku. Sungguh, aku merasa seperti berada di tengah lautan terombang ambing tanpa arah tujuan. Aku merasa terperangkap di antara planton-planton dan buih. Aku bingun maju terus sampai daratan ataukah menunggu seseorang melambaikan tangan.  Ah_lebih baik aku maju  terus, dari pada mati keleparan menunggu pahlawan melambaikan tangan. Tapi, aku tak mampu melakukannya, itu sangat tidak mungkin. Trusss,,,apa yang harus aku lakukan saat ini, dengan keadaan hati yang sudah takpercaya diri ini ??? apa yang harus aku lakukan ?? tolong beri tahu saya…apa yang harus aku lakukan ? Apakah aku harus menunggu sambil berdo’a sampai ada yg menolong ?? Sungguh aku benci menunggu dan Tuhanku tak suka sifat itu !! Yasudahlah, lebih baik aku menikmati saja hidup ini.
Podowae...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar