Rabu, 08 Oktober 2014

PACIRAN. LAMONGAN

Perputaran roda waktu terus berputar meninggalkan menit permenit, hari perhari, dan tahun ke tahun. Terus berputar meninggalkan kenangan masalalu dan menggantikannya dengan kenangan baru yang akan menjadi catatan hidup tersendiri bagi setiap individu dalam berhubungan sesama insan. Tapi, berjuta-juta kenangan yang tersimpan rapi dalam lemari merah ingatanku takan bisa terhapus oleh zaman dan waktu, sampai kapanpun. Kecuali malaikat maut datang mengajakku.

Kenangan itu bagian dari pengalaman sedangkan pengalaman sendiri adalah prasasti batu yang terus bergulir dengan waktu meninggalkan cerita   menjadi sebuah  sejarah. Meskipun demikian, kita takbisa melupakan begitu saja  kenangan yang telah menemani  kita sampai sekarang, karena bisa jadi kenangan itu akan  menjadi guru besar dalam hidupmu untuk kedepannya. Seperti kata seorang anak pinggiran bangsa indonesia “Jasmengan” jangan sekali-kali melupakan kenangan. 

Empat October dibawah pelangi, hangatnya menteri dan embun pagi desa Paciran kab, Lamongan menyapaku sekan mau mengajakku  berlari-lari, disetiap pojok desa, kecamatan, mesjid-mesjid dan hampir disetiap rumah  terdengar nyayian-nyanyian agamis yang hanya diputar satu tahun dua kali. Meskipun demikian, nyanyian itu dapat menyakiti hati seseorang, meluluhkan hati, menjatuhkan air mata lelaki perkasa dan meningkatkan keimanan, rasa syukur serta ketakwaan seorang hamba pada Tuhannya_Nyanyian apalagi kalau bukan takbiran... 
Waduk gondang, lamongan
waduk gondang, lamongan
Yah takbiran, karena hari ini adalah lebaran Idul Adha umat muslim Indonesia khususnya aliran Muhammadiah mengumandangkan takbirannya, melaksanakan sholat ied dan menyembelih hewan kurbannya. Oh iya, ini adalah kedua kalinya saya lebaran idul adha di lamongan. Tapi beda tempat dan “alirannya”. Kali ini saya lebaran mengikuti islam aliran muhammadiah. Tapi, saya bukanlah islam muhammadiah dan juga bukan islam NU. Saya adalah islam “campuran” kaloborasi antara Muhammadiah dan NU. Walaupun keduanya berbeda dalam sayariat, sholat dan lain sbgnya, tapi untuk saya itu semua tidak ada bedanya. Saya hanya mengikuti apa yang saya ketahui dan saya yakini bahwa yang saya ketahui keduanya adalah organisasi agama dan saya juga yakin keduanya benar menyembah Allah SWT.  Sekali lagi saya katakan, agama saya adlh islam “campuran” bukan muhammadiah dan juga bukan NU. Kamu mau tau kenapa saya mengatakan islam campuran ?? mengenai itu lain kalia saja_nanti kalau saya jelasakan malah panjang lagi…

Setelah sholat ied, saya di ajak teman bersama  kawan lama dan baru mencari tempat santai untuk melepas kepanatan perkuliahan, kebutulan kita satu organisasi. Salah satu teman baruku memilih gubuk yang ada di tengah sawa. Awalnya kita menolak, tapi mau gimana lagi karena sudah takada lagi tempat yang sesantai tempat itu, kita mengiyakan saja. Waktu itu sempat terlintas  dalam pikiranku kalau ada dua kemungkinan jika kita disitu, kemungkinan yang pertama kita di sangka keluarga dari yang punya sawa atau lagi minum minuman stengah keras “legen”  dan yang kedua kita pasti dicurigai anggota ISIS. Apalagi di paciran lagi rame-ramenya ISIS, sudah pasti kecurigaan itu kemungkinan besar pasti ada.
Ternyata dugaanku benar, taklama kemudian kita di datangin 2 orang suruhan kades. Karena kita takmau pergi dari tempat itu, adu mulut dalam bahasa jawa pun terjadi. Keadaan sempat tegang saat itu, tapi suasana kembali normal lagi setelah kita berikan satu bungkus APACE.

Posisi matahari agak miring ke barat, kita masih tetap dibawa gubuk tengah sawa. Udara desa yang segar dan hembusan angin seakan ikut berbahagia dihari kemenangan. Ku hidupkan HP ku dan memilih menu  music album Ebit G De_(berita kepada kawan) lalu ku tekan oke. Susana berubah lebih santai, ku rabahkan tubuh diatas pecahan bambu yang telah di kupas sedemikian rupa menjadi tikar kayu. Suara music yang sayup-sayup di iringi hembusan angin telah mempengaruhi mataku, tak lama kemudian pikiran berjalan-jalan bersama hembusan angin di berantara mimpi. Tapi, Suara music itu ku biarkan tetap hidup. 


Perjalanan ini terasa sangat menyenangkan…
Sayang kau tak duduk disampingku kawan…
Banyak cerita yang dapat kau saksikan…
Ditanah kering bebatuan..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar