Berakit-rakit ke
hulu-berenang renang ketepian
Berjoget-joget
dahulu-berpusing-pusing kemudian.
Mungkin pantun diatas sangat "pas" jika
dikaitkan dengan ORMABA sekarang. Di kampus
ku contonya, penutupan ormaba dihiasi dengan acara makan-makan, joget-joget, dan
pesta kembang api. Bisa dikatakan ormaba kali ini lebih banyak di dalam ruangan
ketimbang di lapangan, beda dengan tahun-tahun kemarin yang lebih banyak di
lapangan.
Seingatku dulu, waktu ormabanya “aku”
jarang sekali kegiatan ormaba di adakan dalam ruangan. Hampir semua kegiatannya
di bawah sinar matahari, semua peserta di kumpulin jadi satu pasukan oleh
panita kemudian di bentak-bentak, dibego-begoin, dimara-marahin bahkan
terkadang ditendang kemudian disuruh lari keliling lapangan. Tapi itu dulu, sebelum
di “kedoknya” aturan yang melarang kekerasan dalam ospek dan keterlibatan
mahasiswa dalam ormaba.
Bedanya dulu dengan sekarang. Dulu
panitia masih mengartikan kedisipinan itu harus dengan kekerasan atau kontak
fisik tapi sekarang, disiplin dimaknai dengan banyak materi yang disampaikan.
Saya sepakat dengan kedua teori ini karena keduanya sama-sama ada baik dan
benarnya, tergantung dari kacamata apa kita melihat teori itu.
Jika kita bandingkan panitia ormaba dulu
dengan sekarang, ada sedikit perbedaan. Mungkin karena aturan ormaba banyak
mengalami perubahan, jadi mau tidak mau cara kerja panitiapun ikut berubah.
Bedanya dulu dengan sekarang adalah kalau dulu panitianya minimal semester
empat mahasiswa aktif, keras, galak, pintar dan juga aktif dalam organisasi.
Tapi, kalau panitia ormaba yang sekarang tidak jahat tidak aktif, tidak pintar
tapi genit-genit dan pedofil semua, sukanya “cenge-ngesan”
depan peserta. Penampilan mereka minta ampun lebainya. Jika disuruh jadi pengawas ormaba tidak ada yang
mau. Tapi, kalau disuruh jadi bagian kedisiplinan dan bagian layanan
oprasional, senangnya minta ampun. Pertanyaanya seperti ini “siapa yang ngak
mau dekat dengan wanita-wanita cantik dan pria-pria ganteng, raktor juga pasti
mau apalagi panitia”. Pikiran seperti itulah yang ada dalam batok panitia
sekarang, maunya yang asik-asik tapi kerjanya tidak “becuss”. Bagaimana tidak, panitia yang ditugasin bagian
disiplin_Eh malah gombalin peserta. Itu kurang ajar namnya, perlu di didik lagi
itu panitia.
Kembali lagi ke pantun diatas, kegiatan
ormaba kali ini memang terkesan pedagog dan santai, bentak-bentakan dari
panitia dikurangi, kegiatannya lebih di tekankan pada praktek dan motifasion.
Seperti menanam 5000 pohon bakau di sepanjang pesisir pantai, mendengar sang motifator
ESQ berjam-jam dalam ruangan. Mengadakan lomba LKTI, Debat dan Diskusi, bukan
cuman itu. Penutupan ormabanya di hiasi dengan acara joget-jogetan, pacaran dan
pedekate berjama’ah. Dalam beberapa kesempatan, saya sengaja bilang kepada peserta
“kalian bersenang-senanglah sepuas hati kalian. Karna ini adalah waktunya. Tapi
ingat, suatu saat kalau tugas kalian dirobek trus di injak-injak dosen jangan nangis sepuas
hati kalian”.
Sekali lagi saya sepakat dengan dua teori
diatas, tapi yang saya tidak sepakat adalah orang yang menjalankan teori itu.
Bagaimana tidak, ormaba kali ini banyak sekali kejadian memalukan. Saya ambil
satu contoh, dalam hal penugasan oleh panitia kepada peserta ormaba, itu tidak
terkontrol dengan baik sehingga ada sebagian panitia diam-diam menarik uang
kepada peserta tanpa sepengetahuan panitia yang lain. Disamping itu juga ada
banyak “panitia siluman” yang disusupkan kedalam ormaba oleh organisasi
tertentu demi mendapatkan kursi politik. Akhirnya banyak panitia yang “nganggur” karena tugas dan tanggung jawab mereka telah di ambil
alih oleh panitia-panitia siluman tadi. Bagiku itu adalah masalah_masalah yang
berdampak besar. Bisa juga di katakan itu adalah tanparan keras bagi panitia
terutama ketupel ormaba agar lebih siap dan matang dalam membuat kegiatan ormaba_atau
jangan-jangan ketupel adalah dalang dari semua masalah ? Bisa jadi..!!
Tidak selamanya air yang mengalir itu
lancar dan tidak selamanya air sumur itu jernih dan tenang. Pasti ada yang
menghalangi atau mempengaruhi ketenangan dan kejernihan air itu Begitupula
dengan kegitan Ormaba, tidak mungkin selamanya dapat berjalan dengan lancar.
Pasti ada alasan tersendiri bagi para “pengacau” yang tidak akan senang sebelum
kegiatan itu gagal walaupun tidak keseluruhan. Semua itu takan bisa diatasin,
jika tanpa keseriusan yang sungguh-sungguh dari panitia. Dan juga tidak perlu
bagus atau tidaknya tugas yang diberikan, menjadi pengawas Ormaba dan menjadi
Kadisma atau LO tak ada bedanya semuanya sama saja, sama-sama pusing dan sibuk.
Hanyah orang-orang yang ingin “berproses”
sajalah yang bisa memetik makna dari semua itu dan untuk dibagikan kesesama
bukan orang yang hanya ikut-ikutan menjadi panitia, sok-sok pintar didepan
peserta dan suka cenge-ngesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar