Sabtu, 28 Juni 2014

BANDUNG BARAT


Puas dengan jalan-jalan di Monas, Taman Mini, Isatana Negara dan Kota Tua. Kita langsung menuju Bandung. Empat jam perjalanan dari Jakarta lewat jalan Tol Cipularang yang katanya banyak mahluk abstrak itu. Pas ketika sampai di kawasan cipularang, ternyata dan ternyata tak ada mahluk abstrak sama sekali. Yang ada hanyalah suara music dangdut monata yang sengaja dari tadi diputar oleh sopir biar penumpangnya ketiduran. 
Diseper dua malam yang dingin itu, terlihat hanya ada satu-dua kendaraan yang lalu-lalang disepanjang jalan bandung barat. Karena rombongan sudah teriak-teriak lapar, maka bus langsung menuju kepenginapan. Teman-teman  yang dari tadi tidur dalam bus, melanjutkan tidur lagi di atas kasur yang empuk dan nyaman, ada sebagian yang sholat, ada yang makan, ada yang mandi dan ada juga yg beol (bagi yg belum beol). Semuanya sibuk dgn kesibukannya masing-masing, hanyah aku sendiri yang sibuk dari tadi nonton Piala Dunia (Belanda melawan Spanyol) dan ternyata spayol kalah. Bhuahahaaa…    
   

Besok paginya rombongan langsung menuju satu objek wisata di Bandung yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Hanya tiga puluh menit dari penginapan kita sudah berada dipuncak gunung yang penuh mitos, awalnya saya pikir gunung tangkuban perahu ukurangnya itu  takterlalu luas, tak terlalu lebar, takterlalu tinggi, takterlalu bagus dan takterlalu dingin ternyata tidak, bentuk, pemendangan dan keadaannya beda dengan yang saya pikirkan dan saya banyangkan. suasana gunung itu takbisa dijelaskan dengan tulisan maupun kata-kta. 
Semua orng yg pernah kesitu punya cerita tersendiri yang diceritakan. Punya pandangan dan pengalaman sendiri yang dibagikan Tapi, bagiku apapun itu bentuknya, bagaimanapun keadaaanya, seperti apa mitosnya, yang jelas berada di puncak gunung tangkubang perahu, rasanya seperti berada ditepi syurga namun jika anda buat kesalahan atau melanggar batas yg ditetapkan maka siap-siap jatuh kedalam neraka.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar