Kamis, 26 Juni 2014

PAK TUA DAN AIR LEPA


  Sungai itu dulunya tempat mandi, nyuci pakaian,dan sumber air minum orang orang desa...!! Loh, yang benar toh Ke..? Oh iya, banyak loh,, yg jadi pemimpin sekarang dulunya mandi disitu. termasuk Kakek juga..!! Ah,,Kakek mungkin kebanyakan menghayal atau jangan jangan kakek ngarang cerita sendiri..?


Cerita ini dimulai diatas perahu ukuran 15x3 meter, lumayan panjang dan besar tapi cepat jalannya. Dengan memasang wajah murung, Aku duduk santai diatas dek perahu  yang cukup banyak dikenali itu, “Mandjioli 03” sebut saja begitu, karena banyak yang menyebutnya begitu dan  tangan sebelah kiri memegang HP jadul buatan china. “Biarpun jadul tapi itu hadia ulang tahun dari bapak”. Memakai baju compang camping, Ku berdiri tegak sambil nyalakan HP mencari sisa-sisa sinyal yang nyasar. Tapi tak ada satupun sinyal yang muncul di ujung kiri Hpku. Duduklah Aku. Menoleh kekanan, banyak orang yang serius entah apa yang dibicarakan. Sedangkan menoleh kekiri, ada banyak sekali sekumpulan orang tua yang asik membicarakan politik. Tetaplah aku menoleh kekiri sampil nguping. “Apasih sebenarnya yang dibicarakan..?”.

Perahu semakin dekat ke pulau gamjaha, sambil menunggu. Aku sempatkan diri mendengar cerita orang tua di samping kanan yang dari tadi ngomelnya ngelantur kemana mana. Apasih yang dibicarakan orang tua itu..? Ternyata itu adalah cerita jaman dulu, cerita mulai dari nenek moyang sampai ke jamannya semua di ceritain. Aspek yuridis, sosiologis, kultural dan bahkan sampai hubungan biologis jugapun di ceritain. Entah itu benar ataukah cuman karangnya saja. Tapi, ada satu cerita yang ingin ku tanyakan pada lelaki tua, kurus dan berwajah dekil itu. Ingin kutanyakan sesuatu, sesuatu yang mengganjal dihatiku, sesuatu yang sangat meresahkan, mengganggu, kotor, bau busuk, susah di urusin dan susuh dibersihin.

Aku tenangkan diri sebentar dan nyalakan sebatang rokok yang barusan diberikan teman, matahari semakin panas.  Tapi perahu masih sejajar dengan pulau gamjaha. Langsung saja ku tanyakan cerita itu. Cerita tentang sungai kecil  tepatnya di dusun satu desa bibinoi“ Air Lepa”. masyarakat menyebutnya seperti itu.( Air Lepa artinya air yang kotor, bau busuk, atau bisa saja di sebut air bekas comberang).
 
Eh Tete ?, sapaku dengan nada yang lembut.
Betulkah ceritanya seperti itu ? tanyaku .
Iya betul, Sungai itu dulunya tempat mandi, tempat nyuci dan sumber air minum orang-orang desa...!!
 Loh, yang benar toh ke..?
iyo gitu, banyak loh,, yg jadi pemimpin sekarang dulunya mandi disitu. termasuk kakek juga..!!
Ah,,kakek terlalu banyak menghayal atau jangan jangan kakek ngarang cerita sediri..?
Anak kurag ajar dikasih tau kok ngk percaya.
Mosok,,se ?

Tak terlihat muka  dua  atau penyair di wajah berusia 56 tahun itu, kata-katanya begitu tegas, setiap kata yang diucapkan tergambar jelas dimatanya penuh kekecewaan dan rasa benci yang mendalam. Entah apa itu saya juga ngk tau. Tapi wajah kakek itu tiba-tiba manjadi merah saatku tanyakan kenapa sungainya tak sejernih dan bening dulu lagi ?

Taunya saya, itu sungai sekarang dijadikan tempat parkir perahu, tempat operasi perahu dan tempat sampah masyarakat, bekas papan rumah, bekas kotoran manusia, bekas ranting pohon, bekas air comberang, bekas bangakai kapal atau perahu dan bahkan bangkai binatangpun di buang dalam sungai itu.

Air Ba-bunyi desa bibinoi.
Oh,,Gusti..?    apa jadinya bumi..?

Kalau skrng yg ada hanyalah pemandangan getar hati dan menyeramkan. Kegelisahan sungguh tak terkira, Bumi gelisah, alam gelisah, Ikan gelisah, karang gelisah, sungai gelisah, tunbuhan gelisah, pantai gelisah, manusia gelisah,semua mahluk hidup yang ada disekitarnya gelisah. Selamanya hanya akan ada kegelisahan kegelisahan dan kegelisahan jua. Hal ini disebabkankan karna tak adanya cinta dan cinta. Yeah cinta.!!

Alam menjadi marah karena banyak manusia yang tak mengerti perasaannya, sebagai manusia dan sebagai alam yang sama sama mempunyai satu tuan. Seharusnya saling menjaga bukan saling menyakiti. Alam adalah sumber kehidupan manusia dan manusia sebagai mahluk paling sempurna di alam semesta, sebagai mahluk yang mulia di antara mahluk mahluk lain-Nya. Semestinya saling mendoakan dan menjaga sanatullah yang telah diberikan Tuhan. Bukan menyalahi kodrat yang diberikan Tuhan dan menjadi mahluk penyiksa. Perusak, pengacau dan penghina mahluk-mahluk lain-Nya.
Oh,,Gusti ? maafkan kami..!!


 Waktu menunjukan pukul 09:20 dan semua penumpang mulai tak sabar turun ke dermaga. Aku tengok ke sebelah kiri, ingin kusapah kembali orang tua yang ajak bicara tadi. Tapi, orang tua itu turun duluan, tak terdengar lagi suara suara ngoceh penumpang, semua mencari jalan masing masing. Satu persatu penumpang hilang di bawa angkot dan orng tua itu terus berjalan dan berjalan semakin jauh dari pelabuhan kemudian menghilang pelan pelan.
Oh iya,,siapa nama kakek tua itu..? Aku lupa tanya namanya...!!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar